Saturday, September 21, 2019

BALADA RASA DI KOTA SANTRI



(Siti Nur Uswatun Hasanah)
Sitinuruswah47@gmail.com

“Neng asli dari mana?”
“Dari Bandung Bu.”
“Ohh jauh yaa.. kenapa gak kuliah yang di Bandung aja? Kan banyak universitas negeri disana.”
“(Dalam hati duh ini mungkin orang ke 999 yang bertanya kenapa kuliah di tasik kenapa gak di Bandung aja???) Hehe, iyaa udah rezekinya disini Bu, di Tasik.”
“Disini ya di UPI?”
“Iyaa Bu di UPI.”
Sebenarnya, sampai saat ini udah tingkat akhir dan sebentar lagi lulus, jangankan sering sekalipun tidak pernah nyesel ngerantau ke Tasikmalaya buat belajar. Satu-satunya yang saya tidak suka adalah karena waktu pulang yang semakin jarang untuk menemui Ayah dan Ibu. Cause I am too busy to grow up, until I am forget if they are also grow old.
Sebenarnya bukan tidak mampu, tidak ingin ataupun tidak sempat untuk pulang, tapi suatu hari di tanah kelahiran Ayah berpesan “Kamu sudah mahasiswa, sudah waktunya belajar mandiri, kalo kegiatan kampus belum tuntas jangan ngerengek ingin pulang, belajar yang serius disana. Jarak Tasik-Bandung teh bukan Soreang-Banjaran. Kitu saur Ayah teh. Hmm Soreang-Banjaran? Kalo kurang tahu, temen-temen bisa searching di mbah Google dimana itu Soreang-Banjaran Hehe. Maka dari itu, saya pikir cara untuk jarang pulang adalah cara untuk bisa mandiri dan beradaptasi untuk jauh dari kampung halaman.
Berkat saran dan pesan orang tua saya terus belajar dan semangat untuk berprestasi serta menuntaskan apa yang menjadi tanggung jawab baik itu tugas akademik ataupun tugas organisasi. Ketika waktu liburan tiba orang lain bersantai ria berbeda dengan saya yang aktif mengikuti informasi mengenai ajang pemilihan mahasiswa berprestasi UPI Tasikmalaya. Karena, awal menjadi mahasiswa saya termotivasi dan ingin sekali mengikuti ajang tersebut. Sampai akhirnya tahap demi tahap saya lalui dari mulai pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat prodi PGPAUD alhamdullilah dengan meraih juara 1. Kemudian, ke tahap tingkat kampus alhamdullilah meraih juara 3. Itulah pengalaman menarik yang dapat saya ceritakan pada keluarga dan akan slalu terkenang. Meskipun saat ini saya belum bisa memberi mereka secara materi setidaknya saya memberi kabar dan hal gembira serta membanggakan untuk mereka Ayah dan Ibu. itulah yang menjadi prinsip saya saat ini.
Hmmm.. mengenai Kota Tasikmalaya beserta isinya, siang harinya tidak terlalu panas, malam harinya yang romantis oleh lampu-lampu, ada AP dan MP, Jalan KHZ Musthafa yang tersohor, Tugu Asmaul Husna, Tugu Adipura serta monument lainnya yang indah dan gagah, Gedung Kota Tasikmalaya disingkat GKT tempat para seniman memamerkan karyanya, Car Free Day Tasikmalaya yang ramai, Festival Kota Tasikmalaya yang menggembirakan, Gunung Galunggung anu tiis nan romantis, Nasi Tutug Oncom disingkat Nasi TO disetiap sudut Kota terkhusus Nasi TO Benhil depan kampus tercinta UPI Tasikmalaya yang tidak pernah sepi pengunjung, pondok pesantren tempatnya para ukhti dan akhi, bincang-bincang khasnya orang Tasikmalaya dengan kata “Caliweura”, alun-alun Kota Tasikmalaya dan Lapang Dadaha tempat berkumpulnya para pemuda. Untuk mengemukakan pendapat disertai kegigihan dan keberaniannya dengan menyingsingkan jaket almamater, tempat bertemu dengan banyak orang-orang yang membuka mata dan pikiran saya, dan sampai sekarang membuat saya mencintai Kota Priangan timur ini. Yaaa selain Kota kembang (Bandung) kota kelahiran sendiri tetap Bandung juga juara hihi.
Meskipun begitu, kemanapun langkah kaki ini berjalan, kepada rumahlah aku berlabuh. Meski tidak jauh tanah rantaumu, tak mengapa. Bepergianlah. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China begitulah sabda Rosullullah SAW terhadap umatnya sebagaimana menuntut ilmu itu wajib untuk setiap muslim. Kau juga akan tahu bahwa meme-meme anak kos dan mahasiswa ternyata benar-benar ada ketika kalian merantau meninggalkan kampung halaman untuk berdikari dan belajar. Setidaknya, meskipun kamu tidak bisa menulis untuk dibagikan ke orang banyak, kamu masih bisa membagikan tulisanmu ke orang-tercinta, atau mungkin kamu bisa membagikan tulisanmu ke anak-anakmu kelak dan bilang “Dulu Ayah nongkrong berjam-jam di KFC tapi cuma beli mocca float doang biar dapat WIFI dan bisa ngerjain tugas kuliah”. Atau “Ibu dulu puasa diakhir bulan gara-gara gak punya uang”. Atau “Ibu dulu dikosan cuma ada uang Rp 13.000 ribu, waktu itu Ibu gak berani bilang ke orang tua, karena malu harus minta terussss… ehh emang feeling atau ikatan batin orang tua dan anak itu kuat nak, gak nyangka pas besoknya orang tua Ibu mentransfer uang ke rekening. Se-misal seperti itu.
Hampir 4 tahun sudah, saya tinggal dan menuntut ilmu di Kota santri ini. Berkat do’a dan restu kedua orang tua terutama Ibu. Dia tidak pernah lelah mendo’akan anak tunggalnya untuk terus berdikari dan mengejar mimpinya. Karena keberhasilan dan kesuksesan saya hari ini 60% berkat do’a Ibu yang tak pernah henti. Do’a ibu itu seperi do’a para nabi terhadap umatnya, karena langsung Allah SWT perkenankan do’a itu. Masya Allah.. dan tentu jika nanti sudah tidak tinggal lagi disini, saya akan merindukan hal-hal yang hanya ada di Kota resik ini. Jadi, selagi saya masih menikmati suka duka belajar yang meski jauh dari orang tua, I can do that! Karena suatu hari nanti, saya akan bilang pada anak saya, “Ibu dulu kuliah di Tasikmalaya. Apa kamu mau kuliah disana juga?






Tuesday, April 9, 2019

Terimakasih sudah menilai!




Penilaian kamu..
Baik dan buruk
Benar dan salah

Hari demi hari terus berganti, suasana hatipun terus berubah ada kala senang, sedih, kecewa, dan menangis. siapa peduli dengan suasana hati selain diri ini. banyak kenangan, kisah, cerita yang ku simpan rapih bersama hati. mungkin aku sebut kisah perjalanan kasih yang dulu sempat mekar indah seperti bunga hingga banyak di hinggapi kupu-kupu warna-warni dan kumbang-kumbang cantik. namun, saat ini bunga yang indah itu layu kecoklatan sedikit keindahan yang ku rasa. arghh apa yang harus aku perbuat? untuk bisa mengembalikan bunga yang indah itu langkah demi langkah tahap demi tahap. mungkin.

Karena.. dibalik itu semua Allah mengajarkanku untuk belajar sabar dan rela. intinya segala sesuatu bisa terjadi tanpa harus diminta, mengubah rencana dalam sekejap mata.

Kamu tau? sebuah bunga yang indah mekar itu sampai sekarang masih mendiami hati dan slalu memberi motivasi, hanya saja kondisinya tidak begitu stabil. perlu proses untuk kembali. hari demi hari selalu ada kisah dan kasih, ada rasa dan cinta, ada rindu dan sendu, hingga ada kamu dan sayang. perasaan itu terus berkembang tapi tanpa arah dan tujuan yang pasti. ya sudahlah itu bukan sebuah masalah. karena aku tidak ingin menjadi sebuah beban untukmu dan aku bukanlah beban untukmu. karena, yang ku simpan adalah sebuah ketulusan.

........

Sebuah pesan singkatku baca, manis sekali penuh perhatian dan begitu hangat. aku merasakan ada rasa kasih dan sayang begitu besar. sedikit mata ini berkaca-kaca melihatnya. sungguh indah perhatiannya.


Namun, saat itu, aku mulai merasa sesuatu mengarahkanku bahwa apalah arti diriku? hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan tapi satu visi yang terus menggaung bahwa diri ini harus terus berbuat kebaikan.

Sebuah penilaian telah tersusun kata demi kata dan membuatku berpikir, ini hanyalah sebuah kesalah pahaman. sejenak diri ini merenungkan sebuah kisah membuka kembali ceita kasih ternyata ini memang sebuah kesalah pahaman. tapi diri ini yakin insya Allah suatu hari akan ada titik terang hingga memperbaiki sebuah persoalan yang aku pahami.

Terimakasih.. kamu, dia, dan mereka sudah menilai diri ini. satu kalimat yang perlu di garis bawahi "Tolong Jangan salah menilai' 

Memang "Seribu kebaikan akan mudah dilupakan dengan satu kesalahan" tapi itulah hukum kehidupan. atau karena, "Semut diujung lautan tampak, tapi gajah dipelupuk mata tiada tampak. entahlah..


Tasikmalaya, 04 April 2019 


Friday, January 11, 2019

[ESSAY EDCONEX] PEMUDA BERKARAKTER SEBAGAI KUNCI MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN BANGSA


Siti Nur Uswatun Hasanah-1607807
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya



Dewasa ini hampir setiap hari didapati berita mengenaskan di media massa, baik melalui media elektronik (televisi, radio, atau internet) maupun media cetak (koran, tabloid, majalah, dan lain-lain). Hampir setiap hari berita tentang tindak kekerasan, kejahatan seksual, korupsi, maupun penyalahgunaan narkotika disuguhkan oleh media massa. Banyak sekali berita mengenaskan yang disuguhkan seperti pejabat terlibat korupsi, tawuran antar warga, tawuran antar pelajar, tawuran antar supporter olah raga, tawuran antar sesama penonton pertunjukkan musik, remaja terlibat narkoba, nyontek pada saat ujian nasional, dan lain-lain. Fenomena ini sungguh sangat mengenaskan, seakan berada dalam kehidupan zaman primitif yang masih jauh dari masyarakat yang berperadaban. Apakah ini merupakan hasil dari proses kualitas pendidikan bangsa selama ini?
Potret buram kondisi pemuda saat ini nampak jelas di depan kita. Berbagai masalah yang mereka anggap sudah lumrah dan biasa terjadi di kalangan pemuda, Mereka berlomba- lomba berkiblat pada dunia barat dan menikmati arus negatif modernisasi. Melakukan hal yang menyimpang seperti itu mereka anggap sudah biasa. Miris sekali ketika melihat kaum muda indonesia. Masalah urgent terebut perlu diatasi saat ini juga, dengan meningkatkan mutu pendidikan bangsa untuk masyarakat oleh kaum muda indonesia yang berkarakter unggul dan mempunyai intelektual dalam menanggapi hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan.
Secara fitrah, masa muda bukanlah masa dimana harus bersenang-senang dengan arus negatif modernisasi saat ini. Tetapi, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya untuk bisa meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu dan berdaya saing tinggi untuk masyarakat. sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda, dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda sekarang ini. Jika pemuda indonesia di era sekarang ini masih menyimpang dari nilai, norma dan agama bagaimana akan memajukan pendidikan bangsa. Lalu pertanyaannya sekarang, pemuda yang seperti apakah yang dapat meningkatkan mutu pendidikan bangsa?
Masih ingatkah apa yang dikatakan Bung Karno? Ya, “ Berikan aku sepuluh pemuda, aku sanggup  merubah dunia.” Pemuda memiliki peranan yang besar untuk melakukan suatu perubahan dan untuk menjaga harkat-martabat bangsa serta memajukan bangsa dan Negara. Peradaban  dan  kemajuan suatu  bangsa ditentukan oleh kualitas dan mentalitas pemudanya. Pemuda adalah agen perubahan sosial (agent of social change). karena pemuda selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pendidikan dan sosial dimasyarakat. konstribusi pemuda sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan.
Walaupun pada era sekarang ini arus globalisasi begitu pesat. Tidak menutup kemungkinan bahwa pemuda dapat memajukan sebuah bangsa selama pemuda itu berkarakter unggul sesuai dengan nilai-nilai luhur falsafah pancasila dan menjadi pribadi-pribadi yang berbudi pekerti luhur serta menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa, dibangun dengan kualitas tinggi, mentalitas kuat, dan kejujuran yang melekat. Mampu memberikan warna baru dalam merubah perkembangan bangsa ini. Perubahan yang dilakukan oleh pemuda yang berkarakter bukan hanya dalam bidang pedidikan saja, namun di bidang lainnya juga seperti sosial, budaya, ekonomi dan politik kearah perubahan yang lebih baik.
Peran pemuda bangsa Indonesia sebenarnya sudah termaktub dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan dan pasal 16 tentang peran pemuda menjelaskan bahwa “Pemuda berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan sosial”. Karena itu sesungguhnya generasi muda Indonesia dipandang sebagai suatu identitas yang berpotensial dalam membangun bangsa di masa depan. Jati diri pemuda sebagai kunci sukses memajukan pendidikan bangsa dan karakter pemuda menentukan karakter pendidikan bangsa. Selama tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak pemuda, selama pemuda sebagai motor penggerak bangsa, selama karakter pemuda masih terjaga, selama agent of social change yang masih melekat pada jati diri pemuda bukanlah sebatas slogan-slogan demonstrasi saja, dan selama pemuda masih tampil di garda terdepan dalam pembangunan bangsa, selama itu pula NKRI tetap jaya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa permasalahan potret buram pemuda sekarang ini perlu diatasi dengan meningkatkan mutu pendidikan bangsa bukan hanya itu tapi peran serta tri pusat pendidikan dalam menjaga karakter pemuda indonesia agar menjadi agen perubahan yang berkualitas dengan karakter unggul dan intelektual yang cerdas merupakan dua tujuan utama dalam membangun pendidikan bangsa. dan selama pemuda masih di sebut agen perubahan sosial selama itu pula pemuda harus bergerak melakukan suatu perubahan yang dapat memajukan pendidikan bangsa karena. Rasulullah SAW. bersabda: “Ambillah kesempatan lima sebelum lima: muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, hidup sebelum mati, dan senggang sebelum sibuk”. (HR. Al-Hakim dan Al Baihaqi). Jadi, selama pemuda sebagai kekuatan penentu perjalanan bangsa di masa berikutnya. Mulailah memperbaiki keadaan pendidikan di indonesia dari lingkup kecil terlebih dahulu dengan karakter unggul, intelektual cerdas, dan mentalitas kuat.
Dan sesungguhnya keberhasilan gerakan pemuda dalam memajukan bangsa sudah ada sejak dahulu kala. Ketika teks sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 diikrarkan oleh para pejuang pemuda. Yang mempunyai karakter jiwa nasionalisme cinta tanah air dan daya kredibilitas yang sangat tinggi pada waktu itu. Kemudian mereka bersatu padu demi memerdekakan bangsa Indonesia, dari kekejaman para penjajah. Karena saat itu mereka melihat sebuah ketidakadilan, ketidaksesuaian dari apa yang seharusnya dilakukan. Harapan bangsa pada waktu itu ada ditangan pemuda. Alhasil Peristiwa Sumpah Pemuda telah menunjukkan bukti nyata bahwa dengan karakter diri para pemuda sesuai dengan berdasarkan nilai-nilai falsafah pancasila. Dan keinginan kuat, mentalitas kuat serta kredibilitas yang tinggi mereka para pemuda telah berhasil mencapai cita-cita kemerdekaan. Maka untuk para generasi muda Indonesia dapat mengambil hikmah dari sejarah Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Untuk bisa bergerak membangun pendidikan bangsa saat ini juga dengan karakter yang unggul, intelektual yang cerdas, mentalitas kuat, rasa nasionalisme yang tinggi, dan dengan nilai-nilai falsafah pancasila.


REFERENSI:

Lickona, T. (2015). Educating For Character, Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: ALFABETA.

Mulyasana, D. (2012). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rasyidin, W. dkk. (2014). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan.

Satries, S.I. (2009). Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan Masyarakat. Jurnal: Madani,

Supardi, U.S. (2012). Arah Pendidikan Indonesia Dalam Tataran Kebijakan Dan Implementasi. Jurnal: Formatif, 2 (2) hlm. 111-112.

Widiya Wiwid Ningtyas. (2014, 15 Februari). Peran Mahasiswa Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Kompas,