Pertemuan
yang manis, diantara dua manusia
Penuh
asa dan cita tuk hidup bersama
Saling
melempar rasa
Saling
melengkapi cinta
Namun,
Pasrah
akan takdir ilahi
Perpisahan
yang sepi, berpisah sepihak sendiri
Menjauh
mandiri
Pergi..
tanpa kembali
Hanya
konseptual sejarah yang tersisa, sesekali terlintas
Sejarah
terkuak dalam ingat, tak melekat utuh dalam realitas
Terbatas..
nyata, tak bebas
Bernostalgia
membuka memori, kamu sang sejarah hati.
Pertemuan
adalah awal sejarah yang dimulai dengan perpisahan diri.
Kata-katanya begitu dalam maknanya. Saking bagusnya.. masyaAllah. Barokallah
ReplyDeleteMasya Allah.. Pembaca yg budiman suka berlebihan😂
DeleteMengingat tentang temu, dimana setiap kata seperti dogma, yang hambar bila kini di eja. Setiap kata, dahulu layak seperti irama yang bernada. Nada-nada yang gemilang, menghiasi setiap siang dan malam.
ReplyDeleteOptimis seketika menjadi ragu, dikalahkan waktu yang terus menerjang maju, tak mau menunggu, hingga kini asa itu pun tak bertemu. Berpisah, meninggalkan semua sejarah.
Sudahlah, pengalaman akan mengajarkan kita untuk lebih selektif dalam memilih.
DeleteSenyumin aja yahh 🙂
ReplyDeleteBetul karena senyum adalah sedekah
DeleteSedekah yg dianggap murah padahal teramat mahal disisiNya
DeleteRasaku tetap sama, walau kita sudah tak lagi bersama.
ReplyDeleteSesuatu yang indah, akan menemui waktu yang tepat untuk pindah.
Kau mungkin bisa saja datang ke duniaku lagi.
Kembali menjahit perasaan kita yang menjerit.
Kak, tolong kasih tau ke kang bud tjahjana, akhirnya saya bisa bikin pecel lele setelah budidamber (budidaya ikan lele dalam ember). Makasi sarannya gitu. Salut!
Delete