Terang sudah tergelap.
Menjelma sesosok kesunyian bernama malam.
Malamku biru;
Biru laksana renjana;
Renjana yang memenuhi pusat hati.
Hati yang ingin sekali mendapatkanmu.
Dan sekali lagi, sesosok bidadari mengusik sunyi hutan;
Pun mengusik riak laut.
Hey! Darimana datangnya dirimu?
Apakah kau ingin bersamaku?
Apakah kau ingin milikiku?
Lalu, mencintai dirimu hanya dalam kalbu.
Aku mencintai dirimu, sungguh.
Kau mencintai diriku, sialnya hanya bayangan.
Diamlah kau yang membuat ku terdiam;
Terdiam tanpa suara, tanpa aksara.
Dentum meteorit terdengar hingga dasar kalbu;
Yang menjelma menjadi sesosok kau.
Afeksi meracuni seluruh tubuh dan nurani.
Semoga kau juga.
No comments:
Post a Comment