Uswah Farha & Beranda Teras
Tak lekang dimakan usia dari waktu yang bergulir melaluimu.
Hingga satu waktu, Susana mulai berbeda.
Perjalanan dan perpisahan kian berarti setelah tak bersama
lagi.
Pengajaran dan pelarian adalah dua kata yang kini melekat.
Dikala mencoba mengejar bayangmu, namun berlarian
menghindari kenangan yang lalu.
Diammu adalah tanya.
Tangismu adalah bencana.
Tawamu adalah anugerah.
Dan kepergianmu adalah duka yang akan ditenteng selalu.
Tersendak-tersendak di sepanjang perjalanan, kambuh, pulih,
dan tetap tak pulang.
Siklus?
Benar, itu yang terjadi berulang-ulang.
Mencoba baik-baik saja ialah topeng paling menarik untuk
saat ini, dalam menyimpan rasa, dalam luka yang amat rumit
Tidak perlu diungkap luka yang seperti apa
Ini hanya lah tentang waktu saja untuk bisa
menyembuhkan kembali luka itu
Memang awal rasa yang sulit
Tuk terlihat baik-baik saja
Tak perlu kamu tanya mengapa
Seharusnya kamu tau kenapa
Tak perlu kamu tanya alasan
Sewajarnya kamu tau mengapa demikian.
Hanya butuh objek tuk perlu bertahan
Dengan kesendirian
Rindumu mendengung, aku dapat mendengarnya.
ReplyDeleteSebenci itukah kau padaku?
Sesulit itu kah hubungan kita?
Wajar, aku sudah pernah menyakitimu.
Sekarang, giliran kau membalas. Tak apa.