Waktu bulan puasa saya pernah bilang
bakalan nambahin cerita di blog tentang Uswah & Masa Skripsi. Oya,
sebelumnya biar lebih akrab kayaknya jangan pake sudut pandang kata saya itu
terlalu formal deh wkwk. Pake kata aku aja. Ok! sip deal ya.
Skripsi
merupakan tugas akhir mahasiswa berupa karya tulis ilmiah berdasarkan hasil
penelitian dengan tujuan untuk memperoleh gelar sarjana dan juga tuntutan
sebagai mahasiswa tingkat akhir untuk bisa menyelesaikan skripsi. Disini aku
pengen cerita tentang bagaimana tugas akhir tersebut bisa tuntas dan akhirnya
bisa proud to my self hingga tak
pernah menyangka. Let’s begin!
Dari
mulai semprop (seminar proposal) pada bulan Desember 2019 meyakinkan diri
memilih fokus penelitian mengenai keterampilan mengenal huruf pada anak usia
4-5 tahun dengan menggunakan media sandpaper
letters tentu saja berdasarkan hasil studi pendahuluan lewat observasi langsung
ke lapangan hingga studi literature. Sandpaper
letters merupakan media pembelajaran dari Maria Montessori untuk
mengenalkan huruf pada anak secara konkret dimana anak dapat melihat, meraba
dan merasakan pola huruf pada media tersebut. Maka, dirumuskan dengan judul
awal pada seminar proposal yakni “Pengaruh Penggunaan Media Sandpaper Letters terhadap Keterampilan
Mengenal Huruf pada Anak Kelompok A RA Baiturrahman” waktu itu pokoknya udah
yakin banget sama diri sendiri kalau misalkan fokus penelitian ini tuh gaakan
berubah sampai nanti skripsi! Karena kan seminar proposal itu baru bentuk pengajuan
proposal skripsi aja dan isinya pun hanya BAB I – BAB III guys.
Pada
saat seminar proposal diuji oleh DPS (Dewan Pertimbangan Skripsi) dan Dospem
(Dosen Pembimbing). Istikharah Nurzaman, M.Pd., Taopik Rahman, M.Pd. dan Dr.
Dian Indihadi, M.Pd beliaulah orang-orangnya. alhamdullilah banget hasil dari
seminar tidak begitu banyak revisi hanya mendapatkan beberapa saran bahwa aku
tuh harus kaji ulang rumusan masalah, kaji ulang desain penelitian, kaji ulang instrumen,
pertajam fokus penelitian, rumuskan prosedur, rumuskan bahan ajar, hingga harus
merumuskan pada deskriptor dan indikator untuk instrumen penelitian. Itu
artinya proposal saya diterima namun harus dipoles saja ditambahkan beberapa
point diatas. Betul tidak? Hehe. Jadi keyakinan diri untuk fokus penelitian
dari seminar sampai skripsi tidak mau berubah langkah demi langkah terwujud.
Setelah
melewati seminar proposal, aku mulai mengerjakan hasil saran dari ketiga Dosen
tersebut. Dengan rasa juang dan semangat yang tinggi akhirnya selesai dan bisa
bimbingan dengan dua Dosen Pembimbing. Pembimbing I Dr. Dian Indihadi, M.Pd.
dan Pembimbing II Taopik Rahman, M.Pd. merekalah yang memberikan arahan dan
bimbingan padaku sungguh terhura dan terharu. Selama bimbingan skripsi ada aja
dramanya, ya walaupun ga seindah drama korea nikmati aja! Itu kalimat yang
terus aku pegang. Please guys!
Skripsian ga sereceh itu. Siapa sih yang ga pengen lulus cepet? Siapa sih yang
ga pengen ikut sidang skripsi cepet? Siapa sih yang ga pengen di ACC cepet? Setiap
orang progresnya berbeda, masalahnya berbeda, judul skripsinya juga
berbeda-beda. Dosen pembimbingnya juga beda. Ingat ya!
Well,
singkat cerita aku slalu push my self bahwa diri ini tuh mampu. Oya mengenai
Dosen pembimbingnya beda tentu saja cara membimbing dan memberikan pendapat
serta saran pun beda. Tapi sebisa mungkin kita harus bisa jadi penengah
diantara keduanya. But, alhamdullilah
banget untuk kedua Dosen Pembimbingku tidak begitu bertolak belakang mengenai
arahan. Ehh.. ditengah-tengah perjalanan skripsi bimbingan dengan Dosen
pembimbing 1 mulai abstrack tau ga kalo diceritain mah kayak diajak keliling
kota dulu. Gini nih contohnya yang dibahas itukan mengenai bahan ajar dan
instrument ya intinya mah biar segera di validasi dan segera mengambil data ke
lapangan dan lanjut untuk BAB VI dan V. Emang sih awal-awal masih nyambung
membahas progresanku suddenly disuruh gini katanya “Ok! silakan kerjakan.
Sederhanakan nalar anda, bayangkan penelitian ini seperti anda berbelanja untuk
bahan pembuatan sayur sop. Ok! buatkan daftar belanjaanya.” Hah?! Mata melohok
melihat teks pesan singkat tersebut. Guys tau ga mikirin itu sampai dua hari
dua malam maksudnya apa gak paham seriusan:( yaudah deh beranikan diri untuk
bertanya “maksudnya bagaimana pak?” dan apa balasannya beliau membalas
“kerjakan dahulu itu!” hah lagi? “apakah bapak bisa memberikan contohnya?”
beliau membalas lagi “baca dan pahami, lalu kerjakan itu.” ……………. Diam seribu
bahasa.
Hmm
mulai panik… Ya Allah tolong Ya Allah dalam hati Ya Allah. Pada siapa lagi meminta
pertolongan selain pada Allah yang memegang kendali hati. Ya Allah lembutkanlah
hatinya. Ga ngerti Ya Allah maksudnya apa belanjaan sayur sop teh apa? Curhat
ke Allah. Curhat juga sama temen-temen seperbimbingan. Alhamdullilah ada
partner skripsian tersantuy namanya Itsnaeni Aridha Rahmah, panggilanya Ridha.
Wah pokoknya aku belajar dari dia orangnya yang ga pernah panikan menghadapi
karakteristik Dosen Pembimbing always menemani dari awal sampai akhir masa-masa
skripsi, sampai numpang kosannya juga hmm maaf ya rid, si aku ngerepotin mulu.
Temen-temen PGPAUD yang seperbimbingan dengan Dospem 1 Anis, Fiani, Layli, dan
Devi wah kalian juga hebat! Kita bener-bener kebingungan masal dengan nalar
dari beliau hehehe. Suka inget deh Fiani sama layli suka ngomel-ngomel di grup
gini cenah. “Hey, naon sih eta maksudna?” “Hey, ges lieur ih” “Hey, abi mah ek
kaluar tina zoom ah wkwk susah sinyal hey. Tuh hujan bari dipapkeun haha” “Kita
teh kayak gaada perkembangan, diputer-puter wae” “Hey abi mah disuruh ganti judul
jeng metode” “aduh artikel kumaha” aaa… pokoknya banyak banget
curhatan-curhatan mereka yang sedang galau dilanda skripsi. Tapi da gimana kita
teh harus nurut sama sabar gitu dan yakin aja kedepannya pasti bisa selesai
tepat waktu.
Dan
akhirnya kita semua bisa melewati masa bimbingan tersebut sampai bisa
divalidasi intrumen bareng, ngambil data lapangan pun bareng. Tapi tetep kita
punya waktunya masing-masing untuk menuntaskan skripsi. Eh iya balik lagi bahas
soal daftar belanjaan sayur sop. Finally!
Aku bisa menjawab pertanyaanya setelah dua hari dua malam memikirkan si sayur
sop. Dan jawabanku “Daftar Belanja”
1. Bawang
putih
2. Bawang
merah
3. Merica
bubuk
4. Kaldu
bubuk
5. Wortel
6. Kentang
7. Kol
8. Makroni
9. Daun
bawang
10. Batang
seledri
Itulah jawabannya guys! Hahahahah
ngakak juga ketawa-ketawa sendiri. Balesannya “Ok! lanjutkan. Sampai akhirnya
selesai. Dari pertanyaan tersebut mungkin kedengaran aneh tapi dibalik itu
semua ada makna tersembunyi yang akan membuat aku paham mengenai tujuan
penelitianku. Ya sebenernya ngejelasinnya rada absurd ya. Maaf ga bisa semua
diceritain hehe pada intinya gitu guys. Kelanjutannya beliau terus bertanya
tentang hal itu sampai balik lagi ke topik fokus penelitian skripsiku, tentu
saja bukan sayur sop haha.
Alhamdullilah wa syukurillah kalo
sama Dospem II yang aku rasain beliau support banget, slalu memberi arahan dan
saran yang simple dan mudah dipahami. Seneng deh rasanya pas bilang pak saya
sudah publikasi jurnal di sini di Ikip Siliwangi rasanya beliau proud to my self. Terimakasih atas
arahan dan bimbingan bapa dan tentu saja gebrakan dari Dospem I untuk bisa
upload dan publikasi ke jurnal. Masya Allah tabarakallah seneng banget mendekati
sidang skripsi akhirnya artikelku bisa publish ke jurnal luar di (Ikip
Siliwangi Bandung). Dari sekumpulan mahasiswa PGPAUD tingkat akhir aku yang
pertama lolos publish ke jurnal. Berkaitan sama publishnya artikel tujuan untuk
di sharingkan seperti ini bukan karena aku sombong (lagian apa yang mau
disombongin?) melainkan karena aku peduli dan ingin memotivasi temen-temen
mahasiswa tingkat akhir berikutnya untuk bisa mampu melakukan berbagai tugas.
Aku mau adik-adiku nanti bisa break their limitations, break segala macam
keraguan, dan break semua-semua yang dapat menghambat kita untuk bisa mencapai
apa yang kita inginkan dan harapkan. Jangan lupa doanya dikencengin pada
masa-masa skripsi seperti ini, minta yang banyak, jangan medit-medit. Biar
dilancarkan dan dimudahkan.
Well, singkat cerita lagi ya.
Mengenai sidang skripsi alhamdullilah banget bisa daftar sidang pada gelombang
1 bersyukur targetan dan harapan untuk bisa sidang pada gelombang 1 terwujud,
wah masya Allah tabarakallah hadiah dari Allah tak terhingga dan tak terduga
pada hambanya. Ok! sidang skripsi gelombang 1 dilaksanakan pada tanggal 10
Agustus 2020 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
sebanyak 17 orang. Meskipun sedang berada pada kondisi pandemi seperti ini
alhamdullilah sidang bisa secara tatap muka dan tentu saja tetap memperhatikan
aturan protokol kesehatan yang berlaku. Dari mulai pemerikasaan cek suhu tubuh,
pemakaian masker dan disediakannya tempat cuci tangan.
Aku ceritain ya, aku peserta sidang
dengan No urut 17 dan itu terakhir serta penutup pada sidang gelombang 1. Pasti
bertanya gimana sih perasaanya waktu sidang skripsi? Wah pasti degdegan ya, wah
pasti panas dingin, wah.. wah.. wah.. guys!
No bukan itu rasanya. Perasaan waktu
nungguin giliran sidang itu biasa aja dan gaada rasa dag dig dug ser itu gaada
aneh makanya. Karena kalo yakin sama hasil penelitian skripsi kita pasti
optimis hadapi aja, toh Dosen penguji masih sama-sama manusia kan hee. Kita
harus siapin mental aja buat menjawab pertanyaan dari penguji. Apapun
pertanyaannya semaksimal mungkin kita harus bisa jawab. Dan saat sidang jangan
lupa banyakin senyum biar penguji secara psikolog bisa terbawa suasana happy
hehe enjoy aja. Kalo aku sih pas nunggu giliran masuk untuk sidang banyakin
dizkr sama shalawat insya Allah tenang guys. Waktu itu sama tiga Dosen penguji
1. Dr. H. Sima Mulyadi, M.Pd., Dindin Abdul Muiz L, S.Si., S.E., M.Pd., dan
Drs. Edi Hendri Mulyana, MPd. Alhasil aku bisa melewati sidang skripsi
tersebut. Wah beliau-beliau sangat hebat terimakasih saran dan masukannya pak.
Dan….. pada hari itu juga
pengumuman yudisium/kelulusan diumumkan guys! Nah baru yang ini rasanya dag dig
dug ga karuan pokoknya aku banyak diem, banyak mikir, malah nanya sama diri
sendiri dalam hati “lulus ga ya?” “penelitiannya bener ga ya?” “tadi cara
jawabnya udah bener belum sih duh” pokoknya ribet mikirin itu sendiri. “Ya
Allah mudah-mudahan lulus” dan yang ditunggu-tunggu akhirnya. But, you
know? Aku kena prank guys! Sama
Bapak Ketua Prodi Pak Edi beliau bilang “Hanya 16 itu saja yang lulus” hah??!
Udah deg degan banget yaelah kena prank. Dan beliau menginformasikan kembali
“Siti Nur Uswatun Hasanah No 017…… Nilai sidang 91,…. dan IPK 3,81 Cumlaude LULUS. Aaaaa… disana pokoknya langsung
nangis haru bahagia saling pelukan juga sama temen-temen seperjuangan. Sebelum
pulang Pak Edi bilang “Kaget ya?!” langsung disana ketawa sambil nangis bapaaak
huhuhuhu. Makasih pak kalimat itu yang terucap makasih pranknya hehehe.
Finally! Siti Nur Uswatun Hasanah,
S.Pd. tersematkan pada hari itu juga. Ga nyangka perjuangan menghadapi masa
skripsi berbulan-bulan dengan kondisi pandemi terselesaikan juga dengan tepat
waktu dan sesuai yang diharapkan. Fokus penelitian skripsi dari awal sampai
akhir sama sekali tidak berubah tetap sama. Namun, ada perubahan judul sedikit
di ubah, namanya sidang udah pasti ada sedikit revisi dan polesan agar skripsi
memeliki kualitas yang poll! Alhamdullilah masya Allah tabarakallah skripsiku
terselaikan dengan judul “Penggunaan Media Sandpaper
letters terhadap Keterampilan Mengenal Huruf pada Kelompok Anak Usia 4-5
Tahun” ini semua berkat kedua orang tua yang tiada henti terus memberikan
dukungan dan doa pada putri tunggalnya. Kedua Dosen pembimbing, keluarga
A’PGPAUD 16 serta semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu. Love you all.
Setelah itu, suddenly! Ada kejutan. Maksudnya ada daftar undangan yudisium
gelombang 2 pada tanggal 27 Agustus 2020. Isi kepala surat undangan tersebut:
Yth.
Mahasiswa terbaik
(daftar undangan terlampir)
Program Studi S1 PGPAUD
UPI Kampus Tasikmalaya
Wah, masya Allah tabarakallah aku
masuk dalam undangan Mahasiswa terbaik. Dan pada saat yudisium gelombang 2
diumumkan bahwa aku masuk pada dua kategori sekaligus yakni sebagai mahasiswa
“Lulusan Terbaik Berdasarkan IPK PGPAUD UPI Kampus Tasikmalaya Tahun Akademik
2019/2020” dan “Lulusan Terbaik Berdasarkan Yudisium PGPAUD UPI Kampus
Tasikmalaya Tahun Akademik 2019/2020.” Itu anugrah yang pernah ku miliki. Terus
berucap syukur sama Allah. Allah itu maha baik. Dan aku sharing pengalaman
seperti ini bukan untuk menyombongkan diri. No! jauhin sifat itu. Apalagi sifat
dimana kita iri sama capaian orang lain. No! jangan kayak gitu guys. Gaada
manfaatnya iri dosa coy nantinya bikin diri cape sendiri! Nah, jadi aku cerita
gini biar temen-temen semakin semangat dan termotivasi untuk mempersiapkan
tugas akhirnya dari jauh-jauh hari biar termanage sesuai targetan yang
diharapkan. Pokoknya semangat untuk semua temen-temen yang sedang bersikeras
menggapai cita-citanya. Semoga Allah permudah dengan cara-Nya yang tidak dapat
kita sangka-sangka. Aamiin. Last but not
least.
Sedikit cerita lagi, aku punya
keinginan untuk menjadi orang yang berguna bagi agama, Negara dan masyarakat. (I guess keinginan aku ini akan tetep
stay selamanya sih). Karena, sesuai motto selama menjadi mahasiswa “Khoirunnas
anfa’uhum linnas “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lainnya” dan pesan pada mahasiswa “Jika ingin bermimpi maka tidurlah,
jika ingin meraih mimpi maka, bangunlah! Dan satu lagi jangan lupa minta doa
dari kedua orang tua karena itu merupakan ridho Allah juga.
Aku mau nekenin kalau misalkan
capaian yang sudah didapat sampai sejauh ini jangan sampai merasa puas karena
sebenarnya setelah kita lulus lah perjuangan yang sebenarnya kita hadapi. Yaps…
dunia kerja yang semakin banyak soft dan hard skill yang harus kita miliki
ataupun melanjutkan study kembali
(S2). Dan guys aku berkeinginan untuk melanjutkan study. Bismillah saja yang penting niatin aja dulu lillah. Minta
doanya yang terbaik ya Aamiin. Karena, masih butuh untuk banyak belajar, dunia
ini masih terlalu luas untuk aku puterin dengan kemampuanku saat ini. Jadi
mohon doanya, supaya aku bisa menjadi orang yang kadar kehausan dalam berilmunya
sesuai dan pas, supaya bisa menjadi orang yang berguna bagi orang lain. mohon
doanya juga supaya aku bisa mengaplikasikan semua hal-hal yang udah aku tulis.
Semoga yang membaca tulisan sederhana ini bisa termotivasi. Dan yang terakhir
semoga kita semua selalu ada dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Sincerely, Bandung 2020
Uswah Farha