“Neng
asli dari mana?”
“Dari Bandung Bu.”
“Ohh jauh yaa.. kenapa gak kuliah yang di Bandung
aja? Kan banyak universitas negeri disana.”
“(Dalam hati duh ini mungkin orang ke 999 yang
bertanya kenapa kuliah di tasik kenapa gak di Bandung aja???) Hehe, iyaa udah
rezekinya disini Bu, di Tasik.”
“Disini ya di UPI?”
“Iyaa Bu di UPI.”
Sebenarnya, sampai saat ini udah
tingkat 2 semester 3, iyaa tingkat 2 kan udah kontrak kuliah hee, jangankan
sering sekalipun tidak pernah nyesel buat ngerantau ke Tasikmalaya buat
belajar. Satu-satunya yang aku tidak suka adalah karena waktuku pulang yang
semakin jarang untuk menemui Ayah dan Ibuku. Cause I am too busy to grow up,
until I am forget if they are also grow old.
Sebenarnya bukan tidak mampu,
tidak ingin ataupun tidak sempat untuk pulang, tapi suatu hari di tanah
kelahiran Ayahku berpesan “Kamu sudah mahasiswa, sudah waktunya belajar
mandiri, kalo kegiatan kampus belum tuntas jangan ngerengek pulang-pulang,
belajar yang serius disana. Jarak Tasik-Bandung teh bukan Soreang-Banjaran.
Kitu saur Ayah teh. Hmmm Soreang-Banjaran? Kalo kurang tahu, temen-temen bisa
searching di mbah Google dimana itu Soreang-Banjaran Hehe. Maka dari itu, aku
pikir caraku untuk jarang pulang adalah caraku untuk bisa mandiri dan
beradaptasi untuk jauh dari kampung halaman.
Hmmm.. Kota Tasikmalaya beserta
isinya, siang harinya tidak terlalu panas, malam harinya yang romantis oleh
lampu-lampu, ada AP dan MP, Jalan KHZ Musthafa yang tersohor, Tugu Asmaul Husna,
Tugu Adipura serta monument lainnya yang indah dan gagah, Gedung Kota
Tasikmalaya disingkat GKT tempat para seniman memamerkan karyanya, Car Free Day
Tasikmalaya yang ramai, Festival Kota Tasikmalaya yang menggembirakan, Gunung
Galunggung anu tiis nan romantis, Nasi Tutug Oncom disingkat Nasi TO disetiap
sudut Kota terkhusus Nasi TO Benhil depan kampus tercinta UPI Tasikmalaya yang
tidak pernah sepi pengunjung, pondok pesantren tempatnya para ukhti dan akhi,
bincang-bincang khasnya orang Tasikmalaya dengan kata “Caliweura”, alun-alun
Kota Tasikmalaya dan Lapang Dadaha tempat berkumpulnya para pemuda. Untuk mengemukakan
pendapat disertai kegigihan dan keberaniannya dengan menyingsingkan jaket almamater,
tempat bertemu dengan banyak orang-orang yang membuka mata dan pikiran saya, dannnnn
sampai sekarang membuat saya mencintai Kota Priangan timur ini. Yaaa selain
Kota kembang (Bandung) kota kelahiran sendiri tetap Bandung juga juara hihi
Meskipun begitu, kemanapun
langkah kaki ini berjalan, kepada rumahlah aku berlabuh. Meski tidak jauh tanah
rantaumu, tak mengapa. Bepergianlah. Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China
begitulah sabda Rosullullah SAW terhadap umatnya sebagaimana menuntut ilmu itu
wajib untuk setiap muslim. Kau juga akan tahu bahwa meme-meme anak kos dan mahasiswa
ternyata benar-benar ada ketika kalian merantau meninggalkan kampung halaman
untuk berdikari dan belajar. Setidaknya, meskipun kamu tidak bisa menulis untuk
dibagikan ke orang banyak, kamu masih bisa membagikan tulisanmu ke dalam
program tulisan “Catatan Akhir Tahun” (DEAR ME). Yeahhh hehe
Dear me.. atau mungkin kamu bisa membagikan tulisanmu
ke anak-anakmu kelak dan bilang “Dulu Ayah nongkrong berjam-jam di KFC tapi
cuma beli mocca float doang biar dapat WIFI dan bisa ngerjain tugas kuliah”.
Atau “Ibu dulu puasa diakhir bulan gara-gara gak punya uang”. Atau “Ibu dulu
dikosan cuma ada uang Rp 13.000 ribu, waktu itu Ibu gak berani bilang ke orang
tua, karena malu harus minta terussss… ehh emang feeling atau ikatan batin
orang tua dan anak itu kuat nak, Ibu gak nyangka pas besoknya orang tua Ibu
mentransfer uang ke rekening Ibu. Se-misal seperti itu.
1 tahun 3 bulan sudah, saya
tinggal dan menuntut ilmu di Kota santri ini. Berkat do’a dan restu kedua orang
tua terutama Ibu. Dia tidak pernah lelah mendo’akan anak tunggalnya untuk terus
berdikari dan mengejar mimpinya. Karena keberhasilan dan kesuksesan saya hari
ini 60% berkat do’a Ibu yang tak pernah henti. Do’a ibu itu seperi do’a para
nabi terhadap umatnya, karena langsung Allah SWT perkenankan do’a itu. Masya
Allah.. dan tentu jika nanti sudah tidak tinggal lagi disini, saya akan
merindukan hal-hal yang hanya ada di Kota resik ini. Jadi, selagi saya masih
menikmati suka duka belajar yang meski jauh dari orang tua, I can do that! Karena
suatu hari nanti, saya akan bilang pada anak saya, “Ibu dulu kuliah di
Tasikmalaya. Apa kamu mau kuliah disana juga?
Mantap, semangat Nulis yaaa
ReplyDeleteAlhamdullilah, iya semangat juga skripsinya teh. pasti bisa
ReplyDelete