Oleh
: Uswah Farha
Ditepi senja, aku berjalan setengah
langkah kaki
Ketika itu hujan membasahi bumi
Tak ku sangka wangi hujan menghampiri
Benarkah itu sebuah pelangi?
Perkataan Ayah benar, pelangi akan
muncul menggetarkan hati
Lantas, aku harus mendekat melangkahkan
kedua kaki
Pikirku tidak kau perlu bersabar wahai
hati
Ada DIA yang maha mengawasi, DIA lebih
mencemburui
Biarlah pelangi itu aku sedikit inovasi
Kemudian, aku bawa pergi saja pada
penjaga kuil cinta sejati
Tentulah disana pancaran warnanya akan
aman dan terus mencahayai
Ketika itu senja berganti malam diiringi
bisikan hati
Bulir-bulir embun pun rinai tertata
rapih menghiasi
Sungguh hanya kesejukan kali ini aku
dapati
Semeliwir polusi kota pun aku abaikan
pergi
Karena, keyakinan diri, pikiran, dan
hati telah berdiskusi
Bahwa..
Cinta datang untuk mencahayai bukan
melukai
Cinta datang karena Illahi bukan hanya
nafsu birahi
Cinta datang untuk melengkapi bukan
malah kontroversi
Pelangi ataupun cinta, kedua kata itu
indah berseri dan menarik hati
Rasanya aku saja yang ingin memiliki
No comments:
Post a Comment